PERTANIANDI DINAS PERTANIAN KABUPATEN LABUHANBATU . SKRIPSI . OLEH: 140308013/KETEKNIKAN PERTANIAN. Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana . pupuk pertanian, hingga penyaluran bantuan alat dan mesin pendukung pertanian. Selain itu, dinas pertanian juga adalah penjamis kesejahteraan petani melalui
Pengertian Alih Fungsi Lahan PertanianAlih fungsi lahan konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula atau yang seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan wilayah yang merespons pertambahan Pendorong Alih Fungsi Lahan PertanianBerikut beberapa faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian di antaranya,1. Pertumbuhan penduduk yang pesatDengan jumlah daratan yang tetap, namun jumlah penduduk yang terus meningkat, tentu dapat menyebabkan berbagai dampak bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satunya yakni adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian guna memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang juga Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk permukimanAdanya pertumbuhan demografi tentu saja juga menuntut kebutuhan-kebutuhan dasar termasuk tempat tinggal. Ketika lahan di daerah permukiman sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan yang diminta, maka konversi lahan pertanian menjadi kawasan rumah menjadi pilihan sebagai salah satu solusi permasalahan Tingginya biaya penyelenggaraan pertanianUntuk mengolah sawah atau lahan pertanian dari lapisan tanah agar mendapatkan hasil yang optimal tentu saja membutuhkan modal yang tidak sedikit, belum lagi jika barang-barang pertanian tersebut mengalami kenaikan seperti pada saat naiknya harga bahan bakar minyak, maka harganya bisa melambung menjadi dua kali lipat. Kenaikan harga pupuk, benih pertanian, biaya irigasi, hingga harga sewa tenaga petani membuat para pemilik sawah mempertimbangkan untuk menjual sawah mereka atau mengalihkan fungsi lahan menjadi bangunan atau tempat Menurunnya harga jual produk-produk pertanianSelain membutuhkan modal yang lumayan, para petani juga harus siap menerima resiko lain, yakni hasil panen yang tidak baik atau bahkan gagal panen. Di mana harga jual produk pertaniannya menjadi sangat rendah atau malah tidak laku di pasaran. Jika hal ini terjadi maka petani akan menderita kerugian yang tidak sedikit pula. Tantangan lain ialah adanya penurunan harga hasil pertaniannya karena faktor-faktor Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanianAnggapan masyarakat, khususnya para generasi muda mengenai sektor pertanian masih belum sepopuler bidang-bidang usaha yang lain. Para pemuda misalnya, ketika ditanya mengenai cita-cita mereka, maka hampir bisa dipastikan akan menyebutkan berbagai profesi lain selain menjadi petani. Meski tidak sedikit juga masyarakat yang telah menjadi petani sukses, namun profesi petani saat ini memang masih sering dianggap sebagai profesi yang berada pada kelas menengah ke bawah, sehingga cenderung dihindari oleh para generasi muda. Dan sebagai akibatnya, para orang tua yang mempunyai sawah atau lahan pertanian akan menjual lahannya kepada orang lain. Sedangkan bagi mereka yang mewariskan kepada anaknya yang tidak berminat mengelola sawah, maka besar kemungkinan lahan tersebut akan mengalami alih Pergantian ke sektor yang dianggap lebih menjanjikanSeiring berkembangnya pengetahuan, teknologi, serta bertambahnya wawasan para pemilik lahan pertanian, maka tidak sedikit dari mereka yang sengaja mengalihkan fungsi lahan pertanian ke sektor usaha lain. Dengan harapan perekonomian dapat semakin meningkat, mereka mulai mendirikan tempat-tempat industri, peternakan, serta tempat usaha lain di atas lahan Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi lahanYakni ketidaktegasan peraturan pemerintah maupun pejabat mengenai pengendalian fungsi lahan. Ketidaktegasan tersebut di antaranya meliputi kekuatan hukum, ketegasan penegak hukum, dan sanksi Alih Fungsi Lahan PertanianBerikut beberapa dampak alih fungsi lahan pertanian di antaranya,1. Berkurangnya lahan pertanianDengan adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian, maka otomatis lahan pertanian menjadi semakin berkurang. Hal ini tentu saja memberi dampak negatif ke berbagai bidang baik secara langsung maupun tidak Menurunnya produksi pangan nasionalAkibat lahan pertanian yang semakin sedikit, maka hasil produksi juga akan terganggu. Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan sulit tercapai. Mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga kebutuhan pangan juga bertambah, namun lahan pertanian justru semakin Mengancam keseimbangan ekosistemDengan berbagai keanekaragaman populasi di dalamnya, sawah atau lahan-lahan pertanian lainnya merupakan ekosistem alami bagi beberapa binatang. Sehingga jika lahan tersebut mengalami perubahan fungsi, binatang-binatang tersebut akan kehilangan tempat tinggal dan bisa mengganggu ke permukiman warga. Selain itu, adanya lahan pertanian juga membuat air hujan termanfaatkan dengan baik sehingga mengurangi resiko penyebab banjir saat musim Sarana prasarana pertanian menjadi tidak terpakaiUntuk membantu peningkatan produk pertanian, pemerintah telah menganggarkan biaya untuk membangun sarana dan prasarana pertanian. Dalam sistem pengairan misalnya, akan banyak kita jumpai proyek-proyek berbagai jenis-jenis irigasi dari pemerintah, mulai dari membangun bendungan, membangun drainase, serta infrastruktur lain yang ditujukan untuk pertanian. Sehingga jika lahan pertanian tersebut beralih fungsi, maka sarana dan prasarana tersebut menjadi tidak terpakai Banyak buruh tani kehilangan pekerjaanBuruh tani adalah orang-orang yang tidak mempunyai lahan pertanian melainkan menawarkan tenaga mereka untuk mengolah lahan orang lain yang butuh tenaga. Sehingga jika lahan pertanian beralih fungsi dan menjadi semakin sedikit, maka buruh-buruh tani tersebut terancam akan kehilangan mata pencaharian Harga pangan semakin mahalKetika produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di pasaran akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi para produsen maupun pedagang untuk memperoleh keuntungan besar. Maka tidak heran jika kemudian harga-harga pangan tersebut menjadi mahal7. Tingginya angka urbanisasiSebagian besar kawasan pertanian terletak di daerah pedesaan. Sehingga ketika terjadi alih fungsi lahan pertanian yang mengakibatkan lapangan pekerjaan bagi sebagian orang tertutup, maka yang terjadi selanjutnya adalah angka urbanisasi meningkat. Orang-orang dari desa akan berbondong-bondong pergi ke kota dengan harapan mendapat pekerjaan yang lebih layak. Padahal bisa jadi setelah sampai di kota keadaan mereka tidak berubah karena persaingan semakin ketat.
Laosmerupakan salah satu dari lima negara komunis yang ada di dunia. Luas wilayahnya sekitar 236.800 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 6,6 juta jiwa. Bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, tetapi negara yang terkurung daratan (landlocked country) ini baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004. Langkah pertama yang
Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN. Negara-negara ASEAN bekerja sama untuk memajukan Asia Tenggara di berbagai bidang. Tahukah kamu, apa faktor pendorong kerjasama antarnegara ASEAN dan faktor penghambatnya?Kerja sama antar negara ASEAN dilakukan dalam bidang sosial, politik, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Kerja sama negara-negara ASEAN juga membantu mencapai kesepakatan bersama dan meminimalisasi masalah yang timbul karena interaksi di berbagai sama antar negara ASEAN terjadi karena sejumlah faktor pendorong dan faktor penghambat. Berikut faktor pendorong dan penghambat kerja sama antarnegara ASEAN seperti dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII dari Kementerian Pendidikan dan Faktor pendorongFaktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu1. Kesamaan dan perbedaan sumber daya alamKesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorongterbentuknya kerja sama antarnegara. Perbedaan sumber daya pangan di setiap negara ASEAN juga melahirkan kerja Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura. Indonesia juga mengimpor beras dari Myanmar dan Thailand untukmemenuhi kebutuhan Kesamaan dan perbedaan wilayah kondisi geografisKarena kesamaan letak geografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan contoh, negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi Faktor penghambatFaktor penghambat kerja sama di kawasan ASEAN antara lain1. Perbedaan IdeologiPerbedaan ideologi dapat menjadi faktor penghambat terjadinya kerja sama antar negara. Tetapi, faktanya, saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama antarnegara Konflik dan peperanganKondisi konflik dan peperangan yang terjadi di dalam negeri maupun antara negara mengganggu stabilitas negaranya sehingga akan menghambat kerja sama Kebijakan protektifSuatu negara dapat menerapkan kebijakan yang bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya saing. Contohnya, sebuah negara tidak menerima impor hasil pertanian karena dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam kebijakan di atas dapat mempengaruhi hubungan antarnegara. Dengan demikian, sebuah kebijakan protektif dapat menghambat kerja sama antarnegara Perbedaan kepentingan tiap-tiap negaraKerja sama dibutuhkan bagi perkembangan dan masa depan negara di dunia. Akan tetapi, dalam kerja sama antarnegara tiap-tiap negara memiliki kepentingan yang kepentingan tiap negara dapat menghambat kerja sama antar sudah tahu ya detikers apa saja faktor pendorong kerjasama antarnegara ASEAN dan faktor penghambatnya. Apa bentuk kerja sama negara ASEAN yang kamu tahu? Simak Video "Momen Jokowi dan Para Pemimpin ASEAN Pakai Batik di KTT Hari Kedua" [GambasVideo 20detik] twu/lus Salahsatu bentuk kolaborasi di bidang politik antarnegara-negara ASEAN yakni. 14. Faktor pendorong kolaborasi antarnegara ASEAN yaitu. a. kesamaan dan perbedaan ideologi. b. kesamaan dan perbedaan sumber daya alam. c. kesamaan dan perbedaan kondisi geografis Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, yaitu
Salah satu aspek pendorong alih lahan pertanian di asean yaituFaktor aspek apa saja yg mendorong alih fungsi lahan pertaniansalah satu faktor pendorong alih lahan pertanian di Asean yaitu ​aspek pendorong alihan lahan pertaniansalah satu aspek pendorong alih lahan pertanian di Asean ialah​ Jawaban .kemajuan penduduk yg cepat .kenaikan kebutuhan masyrakat untuk pemukiman .tingginya ongkos penyelenggaraan pertanian .kurangnya minat generasi muda untuk mengorganisir lahan pertanian .perubahan ke sektor yg lebih menjanjikan Faktor aspek apa saja yg mendorong alih fungsi lahan pertanian padatnya permukiman,makin banyaknya pengusaha yg memperlebar sayapnya sampai membuka lahan pertanian salah satu faktor pendorong alih lahan pertanian di Asean yaitu ​ Jawaban pertumbuhan penduduk yang. pesat. alih fungsi lahan. … aspek pendorong alihan lahan pertanian karna masyarakatyang pesat untuk pembukaan pabrik. salah satu aspek pendorong alih lahan pertanian di Asean ialah​ Jawaban 1 Pertumbuhan masyarakatyg pesat Penjelasan Semoga menolong 🙂 jadikan tanggapan tercerdas yahh 😀
Hasilperhitungan menunjukkan, selama periode 2005-2008 terjadi konversi lahan pertanian ke non pertanian di Kecamatan Patrang rata-rata sebesar 4,22 ha/tahun. Perubahan peruntukkan tersebut digunakan untuk keperluan perumahan, dan fasilitas/jasa. Konversi lahan pertanian terbesar terjadi pada periode 2005-2006, yaitu sebesar 6,61 ha. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian, kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat. Kecenderungan tersebut menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 faktor-faktor yang menjadi pendorong alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian baik secara internal maupun eksternal, dan 2 Alternatif kebijakan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskripitif kualitatif dengan menggunakan teori yang sudah ada. Hasil analisis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan teridiri dari faktor internal dan eksternal, faktor internal lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan dan faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi. Alternatif kebijakan untuk pengendalian alih fungsi lahan yaitu dengan melaksanakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian yang sesuai dengan spesifik lokasi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Seminar Nasional “PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITASPERTANIAN”Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Galuh, 1 April 2017PROSIDINGSEMINAR NASIONALHASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I“PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAINGKOMODITAS PERTANIAN”Tim EditorAgus Yuniawan IsyantoZulfikar NoormansyahTrisna Insan NoorHj. Dini RochdianiDedy SufyadiDani Lukman HakimMochamad RamdanDedi Herdiansah HardiyantoCecep PardaniMuhamad Nurdin YusufFitri YurohIda MaersarohDede Ahmad FaridDiterbitkan olehPROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS2017 SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 577TREN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NONPERTANIAN“Faktor dan Alternatif Kebijakan“Hendar NuryamanFakultas Pertanian Universitas SiliwangiEmail hendarnuryaman dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian,kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat. Kecenderungantersebut menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari. Secara umum penelitian inibertujuan untuk mengetahui 1 faktor-faktor yang menjadi pendorong alih fungsi lahan pertanianke non pertanian baik secara internal maupun eksternal, dan 2 Alternatif kebijakan dalam rangkapengendalian alih fungsi lahan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskripitif kualitatifdengan menggunakan teori yang sudah ada. Hasil analisis menyimpulkan bahwa faktor-faktoryang mendorong terjadinya alih fungsi lahan teridiri dari faktor internal dan eksternal, faktor internallebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian penggunalahan dan faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhanperkotaan, demografi maupun ekonomi. Alternatif kebijakan untuk pengendalian alih fungsi lahanyaitu dengan melaksanakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupundaerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian yang sesuai dengan Kunci Alih fungsi, Faktor, Kebijakan1. PENDAHULUANSektor pertanian telah memberikansumbangan besar dalam pembangunannasional, seperti peningkatan ketahanannasional, penyerapan tenaga kerja,peningkatan pendapatan masyarakat,peningkatan Pendapatan DomestikRegional Bruto PDRB, perolehan devisamelalui ekspor-impor dan dengan peningkatan jumlahpenduduk dan perkembangan strukturperekonomian, kebutuhan lahan untukkegiatan nonpertanian cenderung terusmeningkat. Kecenderungan tersebutmenyebabkan alih fungsi lahan pertaniansulit dihindari. Rhina dan Susi 2012,menyatakan Alih fungsi lahan pertaniantelah menjadi isu global tidak hanya diNegara berkembang yang masihbertumpu pada sektor pertanian, namunjuga di negara maju untuk menghindariketergantungan terhadap impor produkpertanian. Dalam prosesnya, alih fungsilahan pertanian senantiasa berkaitan eratdengan ekspansi atau perluasan kasus menunjukkan jikadi suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan,maka dalam waktu yang tidak lama lahandi sekitarnya juga beralih fungsi secaraprogresif. Menurut Irawan 2005, haltersebut disebabkan oleh dua sejalan dengan pembangunankawasan perumahan atau industri disuatu lokasi alih fungsi lahan, makaaksesibilitas di lokasi tersebut menjadisemakin kondusif untuk pengembanganindustri dan pemukiman yang akhirnyamendorong meningkatnya permintaan SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 578lahan oleh investor lain atau spekulantanah sehingga harga lahan di sekitarnyameningkat. Kedua, peningkatan hargalahan selanjutnya dapat merangsangpetani lain di sekitarnya untuk menjuallahan. Wibowo 1996, menambahkanbahwa pelaku pembelian tanah biasanyabukan penduduk setempat, sehinggamengakibatkan terbentuknya lahan-lahanguntai yang secara umum rentanterhadap proses alih fungsi empiris lahan pertanianyang paling rentan terhadap alih fungsiadalah sawah. Hal tersebut disebabkanoleh 1 kepadatan penduduk dipedesaan yang mempunyaiagroekosistem dominan sawah padaumumnya jauh lebih tinggi dibandingkanagroekosistem lahan kering, sehinggatekanan penduduk atas lahan juga lebihtinggi; 2 daerah pesawahan banyakyang lokasinya berdekatan dengandaerah perkotaan; 3 akibat polapembangunan di masa sebelumnya,infrastruktur wilayah pesawahan padaumumnya lebih baik dari pada wilayahlahan kering; dan 4 pembangunanprasarana dan sarana pemukiman,kawasan industri, dan sebagainyacenderung berlangsung cepat di wilayahbertopografi datar, dimana pada wilayahdengan topografi seperti itu terutama diPulau Jawa ekosistem pertaniannyadominan areal persawahan Iqbal danSumaryanto, 2007.Menurut PUSPIJAK 2012beberapa penelitian menyimpulkanbahwa keadaan sosial, ekonomi, dankebijakan pemerintah dalam membuataturan pembangunan suatu sektor ataupembangunan nasional dapatmengakibatkan perubahan alih fungsi lahan pertanian didaerah dengan produktivitas rendahtidaklah terlalu mengancam produksipangan. Namun ketika alih fungsi lahanpertanian menjadi kawasan non pertanianterjadi di lahan beririgasi denganproduktivitas tinggi maka hal inimerupakan ancaman bagi ketersediaanpangan khususnya bahan makananpokok penduduk beras, Rhina dan Susi2012.Berdasarkan uraian diatas, padatulisan ini ingin dipelajari faktor-faktor apayang menjadi pendorong alih fungsi lahanpertanian ke non pertanian baik secarainternal maupun eksternal serta alternatifkebijakan dalam rangka pengendalian alihfungsi lahan. Akan tetapi dalam hal inipenulis tidak membahas mengenaidampak yang ditimbulkan dari adanya alihfungsi lahan METODE PENELITIANPendekatan penelitian yangdigunakan adalah deskripitif kualitatifdengan menggunakan teori-teori danhasil kajian yang sudah ada, data yangdigunakan adalah data sekunder daribeberapa tulisan yang mengupasmengenai alih fungsi lahan, studikepustakaan yaitu dilakukan dengan SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 579mengkaji beberapa literatur yangmendukung penelitian ini. Sekaran2010, mendefinisikan literature reviewsebagai tahapan proses yang didalamnyaterdiri dari identifikasi terhadap hasil kerjabaik yang dipublikasikan maupun tidakdari berbagai sumber data sekunder,melakukan evaluasi terhadap hasil kerjatersebut dalam kaitannya denganmasalah, dan yang terakhirmendokumentasikan HASIL DAN Faktor-faktor Pendorong AlihFungsi LahanAlih fungsi lahan merupakanperubahan untuk penggunaan lain yangdisebabkan oleh faktor-faktor yang secaragaris besar meliputi keperluan untukmemenuhi kebutuhan penduduk yangsemakin bertambah jumlahnya, danmeningkatnya tuntutan akan mutukehidupan yang lebih baik. Alih fungsilahan disebabkan oleh beberapa faktordiantaranya Faktor InternalFaktor internal adalah faktor daridalam, faktor ini lebih melihat sisi yangdisebabkan oleh kondisi sosial ekonomirumah tangga pertanian pengguna petani yang mencangkupumur, tingkat pendidikan, jumlahtanggungan keluarga, luas lahan yangdimiliki dan tingkat ketergantunganterhadap zaman yang semakin modern initidak dipungkiri para generasi muda lebihmemilih bekerja di bidang industri danperkantoran daripada bekerja di bidangpertanian. Hal ini menyebabkan daerahperdesaan yang bergerak di bidangpertanian kekurangan tenaga kerjaproduktif, karena ditinggal ke kota. Selainitu, semakin meningkatnya biayaoperasional dalam pengolahan lahanpertanian juga menyebabkan para petanimengalami kerugian, sehingga merekalebih memilih untuk beralih profesi danmenjual lahan pertaniannya sehinggaberalih fungsi menjadi lahan Faktor EksternalFaktor eksternal atau faktor dari luarmerupakan faktor yang disebabkan olehadanya dinamika pertumbuhanperkotaan, demografi maupun dalam hal ini yang dimaksud kedalam faktor-faktor tersebut aPertumbuhan perkotaan yang dimaksudadalah semakin padatnya daerahperkotaan maka akan terjadi ekspansi kedaerah pinggiran ataupun belakang sebagai daerah belakang kotayang memasok kebutuhan pangan kotaakan mulai terdesak dan tergerus akibatpertumbuhan dan perkembangan kotayang semakin pesat, sehingga lahan-lahan produktif pertanian yang berada didesa akan berubah fungsi menjadisebagai lahan permukiman ataupunindustri, b Demografi ataukependudukan yang dimaksud disiniadalah semakin meningkatnyapertumbuhan dan jumlah penduduk yang SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 580menyebabkan semakin meningkatnyapermintaan akan lahan yang akandigunakan sebagai perumahan atautempat tinggal. Pesatnya pembangunandianggap sebagai salah satu penyebabmenurunnya pertumbuhan produksi hasilpertanian khususnya produksi padi, cFaktor ekonomi merupakan faktorsemakin meningkatnya kebutuhan akanlahan di bidang ekonomi baik itudigunakan sebagai kegiatan pariwisatamaupun perdagangan. Selain itu, tekananekonomi pada saat krisis ekonomi jugadapat menyebabkan terjadinya alih fungsilahan. Hal tersebut menyebabkan banyakpetani menjual asetnya baik itu berupaladang, kebun maupun sawah untukmemenuhi kebutuhan hidupnya yangberdampak meningkatkan alih fungsilahan sawah dan makin meningkatkanpenguasaan lahan pada pihak-pihakpemilik modal atau Faktor KebijakanFaktor kebijakan berkaitan denganaspek peraturan regulasi yangdikeluarkan oleh pemerintah pusatmaupun daerah yang berkaitan denganperubahan fungsi lahan pada aspek regulasi itusendiri terutama terkait dengan masalahkekuatan hukum, sanksi pelanggaran danakurasi objek lahan yang dilarangdikonversi. Selain itu, kurangnya aksinyata hanya wacana semata dan tidakjelasnya langkah pemerintah dalammeminimalisir kegiatan yangmenyebabkan terjadinya alih fungsi lahanpertanian menjadi semakin banyak danmaraknya lahan yang ketiga faktor di atas, adabeberapa faktor lain lagi yangmenyebabkan terjadinya alih fungsi lahanpertanian, diantaranya1. Faktor kependudukanPesatnya peningkatan jumlahpenduduk telah meningkatkan permintaantanah untuk perumahan, jasa, industri danfasilitas umum Kebutuhan lahan untuk non pertanianKebutuhan lahan untuk kegiatannon pertanian antara lain pembangunanreal estate, kawasan industri, kawasanperdagangan dan jasa-jasa lainnya yangmemerlukan lahan yang luas, sebagiandiantaranya berasal dari lahan pertanianyang masih dikategorikan produktiftermasuk Faktor ekonomiFaktor ekonomi lebih didasarkankarena tingginya nilai sewa tanah landrent yang diperoleh dari aktivitas sektornon pertanian dibandingkan Faktor sosial budayaFaktor sosial budaya yang berkaitandengan adanya alih fungsi lahan antaralain keberadaan hukum waris yangmenyebabkan terfragmentasinya lahanpertanian, sehingga tidak memenuhibatas minimum skala ekonomi usahayang Lemahnya fungsi kontrol danpemberlakuan peraturan oleh lembagaterkait. SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 5816. Otonomi daerahOtonomi daerah yangmengutamakan pembangunan padasektor menjanjikan keuntungan jangkapendek lebih tinggi guna meningkatkanPendapatan Asli Daerah PAD, yangkurang memperhatikan kepentinganjangka panjang dan kepentingan nasionalyang sebenarnya penting bagimasyarakat secara Kurangnya minat generasi muda dibidang pertanianBeberapa golongan masyarakatmenganggap bahwa sektor pertanianadalah sektor minim penghasilan danberada dikelas bawah untuk golonganpekerjaan, bahkan tidak jarangmasyarakat Indonesia menganggappetani hanyalah untuk mereka yang tidakambil bagian dibidang Strategi Pengendalian Alih FungsiLahan PertanianPenyebab terjadinya alih fungsilahan pertanian bisa dikatakan bersifatmultidimensi. Oleh karena itu, upayapengendaliannya tidak mungkin hanyadilakukan melalui satu pendekatan tersebut mengingat lahan yang adamempunyai nilai yang berbeda, baikditinjau dari segi jasa service yangdihasilkan maupun beragam fungsi yangmelekat di dalamnya. Sehubungandengan hal tersebut, Pearce and Turner1990 merekomendasikan tigapendekatan secara bersamaan dalamkasus pengendalian alih fungsi lahankhususnya sawah wetland, yaitumelalui 1 regulation; 2 acquisition andmanagement; dan 3 incentive andcharge.1RegulationMelalui pendekatan ini pengambilkebijakan perlu menetapkan sejumlahaturan dalam pemanfaatan lahan yangada. Berdasarkan berbagai pertimbanganteknis, ekonomis dan sosial, pengambilkebijakan bisa melakukan pewilayahanzonasi terhadap lahan yang ada sertakemungkinan bagi proses alih itu, perlu mekanisme perizinanyang jelas dan transparan denganmelibatkan semua pemangkukepentingan yang ada dalam proses alihfungsi tatanan praktisnya, pola ini telahditerapkan pemerintah melalui penetapanRencana Tata Ruang Wilayah danpembentukan Tim Sembilan di tingkatkabupaten dalam proses alih fungsilahan. Sayangnya, pelaksanaan dilapangan belum sepenuhnya konsistenmenerapkan aturan yang ada.2Acquisition and ManagementMelalui pendekatan ini pihak terkaitperlu menyempurnakan sistem danaturan jual beli lahan sertapenyempurnaan pola penguasaan lahanland tenure system yang ada gunamendukung upaya kearahmempertahankan keberadaan lahanpertanian. SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 5823Incentive and ChargesPemberian subsidi kepada parapetani yang dapat meningkatkan kualitaslahan yang mereka miliki, sertapenerapan pajak yang menarik bagi yangmempertahankan keberadaan lahanpertanian, merupakan bentuk pendekatanlain yang disarankan dalam upayapencegahan alih fungsi lahan itu, pengembangan prasaranayang ada lebih diarahkan untukmendukung pengembangan kegiatanbudidaya pertanian berikut selama ini penerapanperundang-undangan dan peraturanpengendalian alih fungsi lahan kurangberjalan efektif, serta berpijak pada acuanpendekatan pengendalian sebagaimanadikemukakan di atas, maka perludiwujudkan suatu kebijakan alternatif tersebut diharapkanmampu memecahkan kebuntuanpengendalian alih fungsi lahansebelumnya. Adapun komponennyaantara lain instrumen hukum danekonomi, zonasi dan inisiatif hukum meliputipenerapan perundang-undangan danperaturan yang mengatur mekanisme alihfungsi lahan. Sementara itu, instrumenekonomi mencakup insentif, disinsentif,dan kompensasi. Pelibatan masyarakatseyogyanya tidak hanya terpaut padafenomena di atas, namun mencakupsegenap lapisan pemangku SIMPULAN DAN SimpulanFaktor-faktor yang mendorongterjadinya alih fungsi lahan terbagi kedalam dua bagian, yaitu 1 FaktorInternal, faktor ini lebih melihat sisi yangdisebabkan oleh kondisi sosial-ekonomirumah tangga pertanian pengguna didalamnya karakteristik petaniyang mencangkup umur, tingkatpendidikan, jumlah tanggungan keluarga,luas lahan yang dimiliki dan tingkatketergantungan terhadap lahan. 2Faktor Eksternal, Merupakan faktor yangdisebabkan oleh adanya adanya dinamikapertumbuhan perkotaan, demografimaupun alternatif kebijakan untukpengendalian alih fungsi lahan yaitudengan melaksanakan aspek regulasiyang dikeluarkan oleh pemerintah pusatmaupun daerah yang berkaitan denganperubahan fungsi lahan pertanian yangsesuai dengan spesifik lokasi. Adapunkomponennya antara lain instrumenhukum dan ekonomi, zonasi dan SaranAdapun saran yang dapat diberikandalam tulisan ini adalah 1 Pemerintahhendaknya lebih serius menanggapipermasalahan terkait alih fungsi lahan,utamanya dalam menetepkan suatukebijakan dan aturan perundang-undangan, 2 Masyarakat hendaknyamenyadari pentingnya lahan pertanianuntuk memenuhi kebutuhan pangan. SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN AGRIBISNIS I FP UNIGAL 2017 5835. DAFTAR PUSTAKAIqbal M. dan Sumaryanto. 2007. StrategiPengendalian Alih Fungsi LahanPertanian Bertumpu PadaPartisipasi Masyarakat. AnalisisKebijakan Pertanian. Volume 5 Juni 2007 167-182Irawan, B. 2005. Konversi Lahan Sawah Potensi Dampak, PolaPemanfaatannya, dan FaktorDeterminan. Forum Penelitian AgroEkonomi Volume 23, Nomor 1, Juni2005. Pusat Analisis SosialEkonomi dan Kebijakan dan Turner. of Natural ResourcesEnvironment. HarvesterWheatsheaf. Penelitian Dan PengembaganPerubahan Iklim Dan KebijakanPUSPIJAK Dan Forest carbonpartnership facility FCPF. Time Series Faktor-faktorSosial Ekonomi dan Kebijakanterhadap Perubahan PenggunaanLahan Analisis Time Series Faktor-faktor Sosial Ekonomi danKebijakan terhadap PerubahanPenggunaan Lahan. dan Susi W. 2012. Tren AlihFungsi Lahan Pertanian DiKabupaten Klaten. Jurnal SEPA Vol. 8 No. 2 Pebruari 2012 51 –182 ISSN 1829-9946Sekaran, Uma 2010. Research methodfor business A skill buildingapproach, 4th edition, John Wiley & 1996. Analisis PolaKonversi Sawah Serta DampaknyaTerhadap Produksi Beras StudiKasus di Jawa Timur. JurusanTanah, Fakultas Pertanian, ... Indonesia as the 4 th largest population in the world with continuous growing, settlements and industries are growing too. Those drive the changing of agricultural land to settlements and industries area [1]. In Indonesia the land changing trend is increasing. ...... The external factors include city movement the higher the density means the city will expand the area to surrounding area, demographics the increase of population lead the land need to increase and economic the land need for economic activity is increase. The last factor is policy regarding the land use change by government [1]. ... Zuhud RozakiEconomic development can affect many factors, such as agriculture and industry. These two sectors can significantly affect the economic health. Population growth encourages the employment opportunities to be increased. Industry becomes an area that can provide many job vacancies, but extend the industry is not easy because the side effect often takes agricultural land for operation. Industry in Special Region of Yogyakarta DIY is also growing like in other places. The land is changing from agricultural land to other functions. This phenomenon is gradually increasing year by year. This study aims to analyze the correlation between the industry growth and the decrease of agricultural land. The data from 2001 to 2016 were analyzed to know the correlation. The results ilustrate that there are significant correlations between industry growth and the decrease of agricultural land in Kulonprogo District, Bantul District, Sleman District, and Gunung Kidul District which are known as food production centers in DIY. Yogyakarta City does not have many agricultural lands, therefore there is no correlation between the industry growth and the decrease of agricultural land area. Therefore, develope the industry must consider the land that is used for expansion.... This is also exacerbated by erosion, especially by water and wind Saturday 2018. The higher value of land for non-agriculture economic problems and in addition to the decreasing ability of land ecological problems were the reasons for the owner to change or sell it Nurhidayah and Karjoko 2017;Nuryaman 2017. This of course, exacerbated food problems in terms of quantity and quality of the land. ...Pekarangan as one of the potential natural resources and closest to the family can be the right and strategic choice to be used in realizing family-scale food resiliency. The research was conducted in Transmigration area of East Lampung from June 2021 to December 2021. The determination of the pekarangan sample by purposive sampling was carried out on four transmigration ethnics, the Javanese 100 samples, the Sundanese 100 samples, the Balinese 100 samples , and the Madurese 13 population, as well as local transmigration, the Lampungnese 100 samples. Pekarangan model is determined from species diversities on agroforestry system and its plant multistorey condition. The results of identification found three agroforestry systems as a pekarangan model, the agroforest system Maduranese pekarangan, agrosilvopastoral Balinese, Javanese, and Lampungnese pekarangans, and agrosilvopastoralfishery Sundanese pekarangan. Each agroforestry system contributed to food sources by agroforest, to agrosilvopastoral, and agrosilvopastoralfishery.Bambang Irawanstrong>English Conversion of wetland area into non-agricultural uses raises economic, social, and environmental problems. This phenomenon is a serious problem for food security because it is unavoidable and its impact on food production decrease is permanent, accumulative, and progressive. To control wetland conversion the government launched many regulations but this formal approach seems ineffective due to various factors. Accordingly, policies revitalization including economic and social approaches should be developed. Principally, future policy of wetland conversion should be intended 1 to reduce economic and social factors that stimulate conversion of wetland area, 2 to control the acreage, location, and type of wetland area conversed in order to minimize the negative impacts, and 3 to neutralize negative impacts through investments funded by the private companies involved in the conversion. Indonesian Konversi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan sarana publik dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bagi ketahanan pangan nasional, konversi lahan sawah merupakan ancaman yang serius, mengingat konversi lahan tersebut sulit dihindari sementara dampak yang ditimbulkan terhadap masalah pangan bersifat permanen, kumulatif, dan progresif. Banyak peraturan yang diterbitkan pemerintah untuk mengendalikan konversi lahan sawah tetapi pendekatan yuridis tersebut terkesan tumpul akibat berbagai faktor. Sehubungan dengan itu maka diperlukan revitalisasi kebijakan dalam mengendalikan konversi lahan melalui pengembangan pendekatan ekonomi dan pendekatan sosial. Pada intinya kebijakan pengendalian konversi lahan di masa yang akan datang perlu diarahkan untuk mencapai tiga sasaran yaitu 1 menekan intensitas faktor sosial dan ekonomi yang dapat merangsang konversi lahan sawah, 2 mengendalikan luas, Iokasi, den jenis lahan sawah yang dikonversi dalam rangka memperkecil potensi dampak negatif yang ditimbulkan, dan 3 menetralisir dampak negatif konversi lahan sawah melalui kegiatan investasi yang melibatkan dana perusahaan swasta pelaku konversi SekaranIntroduction to research - Scientific investigation - The research process steps 1 to 3 the broad problem area, preliminary data gathering, problem definition - The research process steps 4 and 5 theoretical framework hypothesis development - The research process step 6 elements of research design - Experimental designs - Measurement of variables operational definition and scales - Measurement scaling, reliability, validity - Data collection methods - Sampling - Data analysis and interpretation - The research report - Managerial decision making and researchStrategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi MasyarakatM IqbalSumaryantoIqbal M. dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 2, Juni 2007 167-182Tren Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten KlatenU RhinaW Dan SusiRhina dan Susi W. 2012. Tren Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Klaten. Jurnal SEPA Vol. 8 No. 2 Pebruari 2012 51 -182 ISSN 1829-9946Analisis Pola Konversi Sawah Serta Dampaknya Terhadap Produksi Beras Studi Kasus di Jawa TimurS C WibowoWibowo, 1996. Analisis Pola Konversi Sawah Serta Dampaknya Terhadap Produksi Beras Studi Kasus di Jawa Timur. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Faktor- faktor yang mendorong alih fungsi pertanian, yaitu : 1. Pertumbuhan penduduk yang pesat 2. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk pemukiman 3. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian 4. Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanian 5. Pergantian ke sektor yang dianggap lebih menjanjikan 6.

Hubungan antarnegara ASEAN semakin diperlukan seiring dengan munculnya berbagai macam kebutuhan yang berbeda-beda dari tiap-tiap negara anggota. Kebutuhan sosial, politik, ekonomi, maupun bidang lainnya menuntut suatu negara untuk berperan aktif dengan melakukan kerja sama antarnegara ataupun dengan dunia internasional. Organisasi internasional kemudian dibentuk guna mengatasi dan meminimalisasi masalah yang dapat ditimbulkan dari interaksi antarnegara dalam berbagai bidang. Contohnya, Association of South East Asian Nation ASEAN yang merupakan salah satu organisasi internasional yang bersifat kawasan atau region. Terdapat faktor pendorong dan penghambat dalam kerja sama sebagai berikut a. Faktor pendorong Kerja Sama ASEAN 1. Kesamaan dan perbedaan sumber daya alamKesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorong terbentuknya kerja sama antarnegara. Sebagai contoh, beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries. Perbedaan sumber daya pangan di setiap negara ASEAN juga melahirkan kerja sama. Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura. Indonesia juga mengimpor beras dari Myanmar dan Thailand untuk memenuhi Kesamaan dan perbedaan wilayah kondisi geografisKarena kesamaan letak geografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara. Contoh negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEANb. Faktor penghambat Kerja Sama ASEAN1. Perbedaan IdeologiFaktanya, saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama antarnegara Konflik dan peperanganKondisi konflik dan peperangan yang terjadi di dalam negeri maupun antara negara mengganggu stabilitas negaranya sehingga akan menghambat kerja Kebijakan protektif Suatu negara yang menerapkan kebijakan yang bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya saing. Misalnya, tidak menerima impor hasil pertanian karena dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya. Dampak kebijakan ini juga dapat mempengaruhi hubungan antarnegara sehingga menghambat kerja sama yang Perbedaan kepentingan tiap-tiap negaraKerja sama dibutuhkan bagi perkembangan dan masa depan negara di dunia. Akan tetapi, dalam kerja sama antarnegara tiap-tiap negara memiliki kepentingan yang berbeda. Perbedaan ini dapat menghambat kerja sama yang Bentuk-Bentuk Kerja Sama Sosial, Politik, Budaya, Pendidikan, dan Perkembangannyaa. Bentuk Kerja Sama di Bidang Sosial dan BudayaKerja sama antarnegara-negara anggota ASEAN dalam bidang sosial dilakukan agar tercipta kerukunan dan kemajuan bersama. Setiap negara anggota ASEAN diminta berperan aktif dan ikut serta dalam upaya kerja sama guna mendukung kesejahteraan negaranya sendiri. Kerja sama dalam bidang sosial dan budaya dilaksanakan oleh COSD Committee on Social Development. Beberapa bentuk kerja sama di bidang sosial negara-negara anggota ASEAN antara lain sebagai bidang pembangunan sosial dengan menekankan kesejahteraan golongan berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran upah yang wajar;2 membantu kepada kaum wanita dan pemuda dalam usaha-usaha pembangunan;3 menanggulangi masalah masalah perkembangan penduduk dengan bekerja sama dengan badan badan internasional yang bersangkutan;4 pengembangan sumber daya manusia;5 peningkatan kesejahteraan;6 program peningkatan kesehatan makanan dan obat-obatan;7 pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN;8 penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN ASEAN Tourism Agreement ATA; serta9 penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun sekali melalui SEA-Gamesb. Bidang Kerja Sama di Bidang Politik dan KeamananKerja sama politik ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas, dan perdamaian antarnegara di ASEAN. Kerja sama ini menyepakati adanya ZOPFAN, traktat persahabatan dan kerja sama Treaty of Amity and Cooperation/TAC in Southeast Asia, dan kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara Treaty on Southeast Asian Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWF. Selain itu, kerja sama dalam bidang politik, menciptakan ASEAN Regional Forum ARF untuk membahas kasuskasus terkini yang menjadi perhatian ASEAN. Beberapa contoh nyata kerja sama politik dan keamanan adalah1 Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT.2 Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme ASEAN Convention on Counter Terrorism/ACCT.3 Pertemuan para Menteri Pertahanan Defence Ministers Meeting/ADMM yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta kerja sama di bidang pertahanan dan Penyelesaian sengketa Laut Cina Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi Kerja sama di bidang hukum, bidang migrasi dan kekonsuleran, serta kelembagaan Bentuk Kerja Sama di Bidang PendidikanKerja sama bilateral maupun multirateral di bidang pendidikan terus dilakukan oleh negara-negara ASEAN demi tercapainya tujuan meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara dan meningkatnya daya saing internasional. Contoh bentuk kerja sama negara-negara ASEAN dalam bidang pendidikan1 ASEAN Council of Teachers Convention ACT di Sanur, Denpasar, Sabtu 8/12/2012, dengan tema ASEAN Community 2015 Teacher Professionalism for Quality Education and Humanity. Pada pertemuan ini hadir organisasi guru dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Korea Penawaran beasiswa pendidikan. Contohnya, Singapura memberikan beasiswa latihan pengelolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan dan keselamatan kerja industri, komunikasi bahari, dan lain-lain. Contoh lain Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, dan seni kepada pelajar negara-negara anggota ASEAN dan kawasan negara Negara-negara ASEAN memanfaatkan beasiswa untuk belajar di berbagai universitas di negara-negara ASEAN dan Jepang atas biaya yang diberikan oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund Dana Beasiswa ASEAN-Jepang. 4 Olimpiade di bidang pendidikan sering diadakan pada taraf regional Asia Tenggara. Contoh Pertamina menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional OSN 20153. Pengaruh Kerja Sama Bidang Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya dan Pendidikan terhadap Kehidupan di ASEANa. Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Ekonomi di Negara-Negara ASEANPara pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Kesepakatan ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pasar tunggal ini disebut dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Secara bertahap, MEA membuka peluang satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, akan dibentuk pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, ahli keteknikan, guru, akuntan, dan lain-lain. Bentuk interaksi ini akan membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau kekurangan sumber daya manusianya. Kondisi tersebut menuntut semua penduduk di Asia Tengara dapat bersaing untuk menjadi tenaga kerja di negara-negara ASEAN. MEA membuka pasar dan lapangan kerja yang semakin bersaing sehingga berpengaruh terhadap penyiapan sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas menjadi modal persaingan dalam menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terbuka berpikiran global. Kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, dan konsumsi semakin luas dan bersaing bebas antarnegara Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Sosial di Negara-Negara ASEANKehidupan sosial sangatlah dinamis. Kondisi dan status sosial masyarakat Asia Tenggara yang berbeda dan hidup berdampingan terkadang memunculkan pertentangan karena perbedaan kepentingan. Masalah-masalah kemanusiaan banyak terjadi akibat interaksi sosial yang masih dipengaruhi sekat-sekat kepentingan. Pada Tahun 2015, ribuan pengungsi warga Myanmar membanjiri negara-negara tetangga, yaitu Malaysia, Thailand, dan Indonesia dengan menggunakan perahu. Pengungsi ini kemudian dikenal sebagai manusia mengimbau negara-negara anggotanya agar menerima untuk sementara para manusia perahu itu atas pertimbangan kemanusiaan. Migrasi ini berpengaruh terhadap dinamika jumlah kependudukan suatu negara baik bagi yang mengungsi ataupun negara tujuan pengungsian. Selain itu, menimbulkan interaksi sosial, seperti simpati dan empati antarpengungsi dan penduduk setempat daerah Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Budaya di Negara-Negara ASEAN. Kebudayaan adalah salah satu di antara 3 tiga pilar utama ASEAN dalam proses mengarah ke tujuan membangun komunitas pada tahun 2015. Konferensi ke-6 Menteri Kebudayaan dan Kesenian ASEAN di Kota Hue, Vietnam dengan tema “Meningkatkan peranan kebudayaan terhadap perkembangan yang berkesinambungan dari komunitas ASEAN” tanggal 19-20 April 2014, menegaskan tekad semua negara ASEAN tentang satu komunitas bersama, visi bersama, dan jati diri dengan perjalanan selama 47 tahun, kerja sama budaya ASEAN telah mengalami perkembangan dan perubahan, yang menonjolkan kebudayaan sebagai faktor yang penting bagi pembangunan komunitas ASEAN secara kegiatan hingga saat ini telah atau sedang dilaksanakan, misalnya membangun Kota Budaya ASEAN, Perkemahan Pemuda ASEAN, dan Jaringan Kota Kuno ASEAN. Beberapa aktivitas lain yang dilakukan sebagai dampak pengaruh perubahan komitmen kebudayaan ASEAN antara lain sebagai Festival Budaya ASEAN FBAFestival Budaya ASEAN 2013 digelar di Kota Purwakarta, Jawa Barat, tanggal 29 Juni 2013. Kegiatan itu diikuti sembilan negara, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam dan tuan rumah Indonesia. Festival ini merupakan ajang memperkenalkan kebudayaan Kota dan Kabupaten Purwakarta ke masyarakat ASEAN, juga merupakan ajang mempertautkan dan memperkenalkan kebudayaan sesama negara ASEAN. Bagi Indonesia, kegiatan ini merupakan salah satu cara memperoleh devisa dari sektor Perkemahan Budaya Serumpun ASEANPerkemahan budaya serumpun adalah kegiatan perkemahan budaya negaranegara ASEAN yang diprakarsai tiga negara, yaitu Indonesia–Malaysia–Brunei Darussalam. Kegiatan ini bertujuan menanamkan dan meningkatkan pemahaman penghayatan nilai-nilai budaya bangsa serumpun demi menciptakan ketahanan budaya. Perkemahan ini diarahkan pada pembinaan mental dan spiritual, wawasan kebangsaan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, persaudaraan dan persahabatan, peningkatan keterampilan, dan olahraga, serta kepedulian terhadap masyarakat3 Industri MusikMusik merupakan salah satu hasil dari budaya. Saat ini, musik sudah menjadi salah satu cabang industri yang dapat dinikmati oleh siapa pun dan di manapun. Di Asia Tenggara, jenis musiknya beragam. Di Indonesia, salah satu musik khasnya adalah musik dangdut. Perkembangan industri musik sangat maju. Konser, festival musik, dan berbagai even lainnya menunjukkan hal tersebutd. Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Politik di Negara-Negara ASEAN Perubahan dan interaksi antarruang juga dapat berpengaruh terhadap kehidupan politik baik antarnegara maupun antarmasyarakat di Asia Tenggara. Beberapa kasus yang menjadi sorotan antara lain1 Sengketa Perbatasan WilayahMasalah perbatasan wilayah telah menjadi persoalan di beberapa negara ASEAN, seperti kasus Pulau Natuna, kasus Sipadan dan Ligitan, kasus Kepulauan Spratly, dan Kuil Preah Vihear, dan Pulau Pedra Branca. Kasus Natuna diawali klaim sepihak oleh Tiongkok tahun 2009 melalui gambar sembilan titik yang ditarik dari Kepulauan Spratly di tengah Laut Tiongkok Selatan, dan dengan cara itu mengklaim Pulau Natuna sebagai wilayah Zona Ekonomi Eksklusifnya. Pengaruh perubahan kebijakan Tiongkok tersebut diprotes pemerintah Indonesia melalui Komisi Landas Kontinen PBB. Sampai saat ini, PBB belum memprotes tersebut. 2 Pekerja MigranPesatnya laju globalisasi meningkatkan jumlah pekerja migran dari berbagai negara. Banyaknya pekerja migran ini memerlukan aturan perlindungan hak dan kewajiban yang selayaknya disepakati oleh negara-negara asal dan negara-negara tujuan. Beberapa kasus pekerja migran yang menjadi perhatian negara-negara ASEAN antara lain kerja paksa tenaga asing dengan biaya murah dan perdagangan pekerja rumah tangga Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Pendidikan di Asia Tenggara Ketimpangan mutu pendidikan antarnegara anggota ASEAN menjadi salah satu kendala terbesar ASEAN. Dari 10 negara ASEAN, terdapat perguruan tinggi dengan mutu pendidikan yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri ASEAN dalam bidang pendidikan dan lulusan yang kompeten mengubah paradigma pendidikan di setiap negara. Objek pelajaran, metode pembelajaran, dan guru yang kompeten menjadikan masyarakat negara-negara ASEAN terutama pelajar akan mengakses informasi dan belajar untuk meningkatkan pendidikannya. 4. Upaya-upaya Meningkatkan Kerja Sama di Antara NegaraNegara ASEANUpaya meningkatkan kerja sama antarnegara-negara ASEAN yang telah terbangun melalui Tiga Pilar ASEAN dalam rangka pembentukan Masyarakat ASEAN tahun 2015 terus ditingkatkan. Tiga pilar tersebut yaitu kerja sama dalam bidang politikkeamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Peningkatkan kerja sama tersebut memerlukan dorongan antara lain kekompakan, konsistensi, keterbukaan, rasa “ke-kekita-an” we feeling, saling menghormati dan kesetiakawanan sosial a caring and sharing community, serta dinamis dalam menjalani kerja sama. Kerja sama yang dibangun harus berfokus pada masyarakat people-centered approach dalam berbagai sektor multisektor. Dalam pilar sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan di bidang kependudukan, kemiskinan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam memperkuat daya saing kawasan, ASEAN berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lingkungan hidup. ASEAN membuka akses yang seluas-luasnya bagi seluruh penduduk di negara-negara anggotanya di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, serta lingkungan bidang politik dan keamanan, ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kemampuan pemerintahan dan pelibatan masyarakat madani civil society dalam pengambilan keputusan. Masyarakat ASEAN dapat lebih mengenali keragaman budaya negara anggota, saling menghargai identitas nasional masing-masing, serta mewariskan sebuah kawasan Asia Tenggara yang aman, damai, dan makmur kepada generasi ke-1 ASEAN Ministerial Meeting on Women di Vientiane, Laos, 16-19 Oktober 2012 telah mengadopsi Vientiane Declaration on Enhancing Gender Perspective and ASEAN Women’s Partnership for Environmental tersebut merupakan komitmen ASEAN untuk meningkatkana. Pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam bidang lingkungan;b. Akses, kepemilikan, dan kontrol terhadap sumber daya; danc. Pembuatan kebijakan, strategi, dan program mengenai lingkungan berkelanjutan untuk perempuan terutama yang berasal dari kelompok rentan. Selanjutnya, AMMW menugaskan ASEAN Commission on Women ACW untuk mengimplementasikan deklarasi tersebut melalui kolaborasi dan koordinasi dengan badan sektoral terkait, seperti ASEAN Senior Officials Meeting on Environment ASOEN dan ASEAN Committee on Disaster Management ACDMC. Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor AlamKondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan memudahkan interaksi antara satu negara dan negara lainnya. Interaksi ini terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Banyak faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, antara lain faktor iklim dan faktor geologia. Faktor IklimLokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson. Selain iklim matahari dan iklim muson, wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan, dan dataran. Negara-negara ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya bencana alam klimatik atau bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN dalam menanggulangi bencana klimatik, yaitu ketika terjadi kebakaran hutan yang hebat di Sumatra tahun 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan tahun 2014. Berdasarkan kondisi iklim matahari, fisis, ataupun muson, hampir seluruh negara ASEAN memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat negaranegara di ASEAN ini bahu membahu untuk saling Faktor Ketersediaan Sumber Daya AlamPernahkah kalian mengamati daerah tempat tinggalmu? Apakah ada sesuatu yang dimiliki oleh daerah tempat tinggalmu yang tidak terdapat di daerah lain? Kondisi yang kalian rasakan sama, seperti ketersedian sumber daya alam yang ada di negara-negara contoh, hampir semua negara-negara ASEAN memiliki sumber daya alam berupa barang tambang, kecuali Singapura. Negara Singapura yang wilayahnya sangat sempit memiliki keterbatasan sumber daya alam barang tambang, tetapi menguasai perdagangan dan industri. Negara-negara ASEAN yang kaya dengan barang tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai barang kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan yang serupa dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing negara. 2. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan RuangPerkembangan ilmu dan teknologi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Manusia lebih dimudahkan dalam berbagai hal ketika beraktivitas. Ilmu yang menghasilkan teknologi komunikasi mengurangi jarak dan waktu dalam berinteraksi antarpihak. Teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tepat ke tempat lain. Teknologi komunikasi dimanfaatkan untuk bertukar informasi. Teknologi produksi digunakan untuk memproduksi sandang, pangan, dan Teknologi TransportasiSaat ini, berbagai macam bentuk alat transportasi dapat dijumpai baik di darat, laut, dan udara. Ilmu dan pengetahuan yang semakin luas telah memungkinkan perkembangan berbagai macam alat transportasi yang nyaman, cepat, dan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Kereta cepat monorel, pesawat terbang, dan speed boat terus mengalami perbaikan demi kenyamanan penumpangnya. Namun demikian, alat transportasi tradisional yang belum menggunakan mesin masih dapat dijumpai dan bertahan sampai saat ini di negara-negara ASEAN, seperti pedati, delman, dan perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap tahunnya. Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat menikmati layanan karena harganya yang terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut selain digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif Teknologi KomunikasiKomunikasi merupakan cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi. Cara berkomunikasi pertama kali diajarkan oleh ibu kepada anaknya. Bahasa yang diajarkan sang ibu kepada anaknya dinamakan bahasa ibu. Bahasa ibu dapat berupa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Inggris, atau bahasa lainnya. Ilmu pengetahuan telah berjasa mengubah perkembangan teknologi komunikasi menjadi semakin canggih. Teknologi komunikasi memungkinkan informasi dapat menyebar luas dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan keadaan pada masa lalu ketika komunikasi masih menggunakan surat, yang membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Perkembangan teknologi komunikasi sangat menguntungkan karena dapat mengurangi jarak dan waktu. Meskipun demikian, perkembangan teknologi komunikasi dapat juga membawa kerugian, antara lain mengurangi intensitas interaksi secara langsung Budayaa Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun Perubahan sistem nilai dan Terjadinya kecenderungan gaya hidup Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah Keamanana Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan EkonomiNegara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA ASEAN Free Trade Area dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis, pemberlakukan AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar produksi yang dilakukan oleh produsen atau pelaku kegiatan produksi suatu negara ASEAN akan dapat dengan mudah dipasarkan ke negara lain dalam lingkup ASEAN. Contoh, Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani di Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di negara sama ASEAN menjadikan proses distribusi menjadi lebih jauh jangkauannya. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen melalui distributor. Perkembangan teknologi transportasi dapat memperpendek jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau jasa sampai ke tangan konsumen. Lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendistribusikan barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kegiatan distribusi antarnegara dalam bentuk ekspor dan impor yang melibatkan dua negara atau lebih identik dengan pergerakan barang atau jasa antarnegara. Kegiatan ekspor dan impor ini menunjukkan adanya interaksi antarruang negara yang satu dengan negara lainnya. Kegiatan produksi dan distribusi bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Konsumen adalah pengguna barang atau jasa yang telah diproduksi oleh produsen dan didistribusikan oleh distributor. 4. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar. Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi. Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan IndustriKonversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di negara-negara sedang berkembang, seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kota. Biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut merupakan lahan Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan Pembangunan industri memilih akses yang lebih Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya, petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa negara industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah dibangun berada di lahan yang tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian. Berbagai masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri, antara lain1 Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun. 2 Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan PermukimanPermukiman menjadi kebutuhan pokok manusia. Semakin banyak jumlah manusia, area permukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi ini terjadi juga di negara-negara anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman marak dilakukan di negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman pasti akan menimbulkan dampak, sama seperti konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Biasanya, selalu berdampak negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Adapun dampak negatifnya itu adalah sebagai Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin Petani dan buruh tani kehilangan mata Hilangnya lahan ruang terbuka hijau RTH.4 Berkurangnya lahan resapan airKonversi lahan identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat dicegah karena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah konversi lahan bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, konversi lahan pertanian harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita harus mengawasi konversi lahan yang terjadi, jangan sampai mengganggu keseimbangan alam, ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagian warga negaraDikutip dari buku siswa mata pelajaran IPS terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

. 468 452 231 372 412 45 144 461

salah satu faktor pendorong alih lahan pertanian di asean adalah